Entri Populer

Kamis, 14 April 2011

UMAR BIN KHATTAB SI SINGA PADANG PASIR

Doa Rasulullah SAW : “Ya Allah kuatkanlah Islam dengan salah satu dari Amr bin Hisyam atau Umar bin Khattab”. Doa Nabi Muhammad ini dikabulkan dengan masuk Islamnya Umar bin Khattab pada tahun 616 M.

A. Riwayat Hidup Umar bin Khattab
Umar terlahir dari pasangan Khattab bin Nufail al-Makhzami al-Quraisy dan Khantamah binti Hasyim pada tahun 581 M. Ayahnya berasal dari suku Adi yakni suku yang mulia dan memiliki martabat yang tinggi dikalangan bangsa Arab.
Umar bin Khattab memiliki kecerdasan yang luar biasa. Salah satu keahliannya adalah mampu memperkirakan hal-hal yang akan terjadi dimasa datang.  Ia memiliki watak yang keras, berani dan disiplin. Sehingga ketika remaja ia adalah seorang pegulat yang sering tampil pada pesta tahunan pasar Ukaz. Umar juga memiliki tutur bahasa yang halus dan kemampuan bicara yang fasih. Oleh karena itu ia sering dipilih menjadi wakil kabilahnya untuk melakukan perundingan-perundingan dengan suku lain.
Pekerjaan Umar sehari-hari adalah berdagang, terkadang ia juga pergi ke Syam untuk berniaga. Disamping itu ia juga memelihara ternak milik ayahnya.
Sebelum masuk Islam, Umar begitu keras menentang dakwah Nabi Muhammad SAW. Bahkan ia mengancam akan membunuh semua orang yang mengikuti Nabi Muhammad SAW. Umar begitu geram dengan kegagalan-kegagalan yang dialami kaum kafir Quraisy dalam membunuh Nabi Muhammad SAW.
Pada suatu hari Umar berniat membunuh Nabi Muhamamad SAW. Ditengah jalan ia bertemu dengan Nai’m bin Mas’ud yang telah memeluk Islam. Ia bertanya kepada Umar, “Hendak kemana kau wahai Umar?”. Umar menjawab, “Aku hendak membunuh Muhammad”. Na’im bin Mas’ud menjawab, “Mengapa kau tidak mulai dari keluargamu sendiri, sesungguhnya Fatimah dan Sa’id bin Zaid telah masuk Islam”. Umar bin Khattab sangat kaget dan bertambah berang. Ia pun segera menuju rumah adiknya.
Sesampainya dirumah Fatimah (adiknya), ia mendapati adik, ipar dan beberapa orang muslim sedang membaca Al-Qur’an. Melihat kedatangan Umar mereka semua terdiam. Umar bertanya, “Apa yang kau baca itu wahai Said ?”, Said bin Zaid segera menyembunyikan lembaran-lembaran Al-Qur’an dibalik punggungnya dan berkata, “Lembaran ini tidak boleh dibaca oleh orang yang najis seperti kamu wahai Umar!”. Umar marah dan menampar Said bin Zaid. Fatimah kemudian maju menghalangi Umar sambil berkata, “Wahai kakakku!, Bila kau hendak membacanya, bersihkanlah tubuhmu terlebih dahulu. Aneh, Umar menuruti kata-kata adiknya, ia segera keluar rumah dan membersihkan tubuhnya.
Setelah membersihkan tubuhnya, Umar kembali masuk kerumah Fatimah kemudian berkata, “Manakah lembaran-lembaran itu ?”. Fatimah menyerahkan lembaran itu. Umar bin Khattab lalu membacanya, yaitu beberapa ayat pada surat Taha. Setelah membaca lembaran tersebut tiba-tiba Umar merasa damai dan tenang, Umar pun berguman, “Alangkah indahnya kata-kata ini !”. Khabab bin Art, salah seorang kaum muslimin yang ada disana berseru, “Kuharap engkau menjadi salah seorang yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT. Dengan doa Nabi Muhammad SAW”. Umar lalu berkata, “Tunjukan kepadaku dimana Nabi Muhammad berada”.
Pada waktu itu Nabi Muhammad sedang berada di rumah Arqam bin Abil Arqam. Sampai disana, Umar segera mengetuk pintu. Nabi Muhammad meminta salah satu sahabat untuk menengok siapa yang datang. Ketika mengetahui yang datang adalah Umar, para sahabat merasa gentar dan ketakutan. Hanya Hamzah bin Abdul Muthalib yang tidak takut, ia berkata, “Ya Rasulullah, biarlah aku yang membukakan pintu. Apabila ia bermaksud baik, maka aku akan mempersilahkannya masuk, tapi jika ia berniat buruk, biarlah aku yang menghadapinya”.
Hamzah bin Abdul Muthalib membuka pintu dan berkata, ”Apa maksud kedatanganmu?”. Umar menjawab, “Mana Rasulullah ?, aku hendak mengikuti ajarannya”. Serentak kaum muslimin yang ada disitu mengucapkan hamdalah. Umar bin Khattab segera mengucapkan dua kalimat syahadat dihadapan Nabi Muhammad. Tak lama setelah Umar masuk Islam Istrinya yaitu Zainab binti Maz’un  dan anaknya Abdullah segera mengikutinya masuk Islam.
Umar bin Khattab telah membawa cahaya terang dalam permulaan perjuangan Islam secara terang-terangan.  Nabi Muhammad memberi gelar al-faruq kepada Umar yang artinya pembeda atau pemisah. Maksudnya Allah telah memisahkan yang hak dan yang batil dalam dirinya.
Kejayaan dan kemuliaan Umar yang telah membuat panji-panji Islam berkibar tinggi membuat musuh-musuh Islam semakin membencinya. Mereka mengutus budak Persia bernama Abu Lu’luah al-Majusi untuk membunuh Umar. Pada suatu hari, ketika Umar baru saja selesai salat di masjid Madinah, Abu Lu’luah menusuk Umar dari belakang. Akibat tusukan itu Umar menderita sakit selama 3 hari dan akhirnya meninggal pada hari Sabtu, 1 Muharam 23 H atau 644 M. Umar bin Khattab meninggal pada Usia 63 Tahun.

B. Kekhalifahan Umar bin Khattab
Setelah Abu Bakar meninggal dunia, Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah di Masjid Nabawi. Setelah menjadi khalifah Umar menggunakan gelar Amirul mukminin. Adapun jasa-jasa Umar selama menjadi Khalifah adalah :
1.    Perluasan Wilayah Islam
Umar meneruskan kebijakan Abu Bakar siddiq untuk meluaskan wilayah Islam ke luar semenanjung Arab. Pada masa itu, perluasan Islam terjadi besar-besaran dan dikenal dengan periode Futuhat al-Islamiyyah. Secara berturut-turut, pasukan Islam berhasil menguasai Suriah, Persia dan Mesir.
2.    Menetapkan aturan pembagian harta warisan
3.    Perumusan prinsip qiyas
4.    Pengangkatan para hakim
5.    Pemakaian cambuk dalam melaksanakan hukuman badan
6.    Penetapan hukuman 80 kali dera bagi pemabuk
7.    Pemungutan zakat atas kuda yang diperdagangkan
8.    Larangan penyebutan nama wanita dalam lirik syair
9.    Penentuan al-manak (kalender) hijriah
10. Penyelenggaraan salat terawih berjamaah
11. Penambahan kata as-Salatu khairu minan naum pada azan salat subuh.

Umar bin Khattab menjabat menjadi Khalifah selama10 tahun 6 bulan 4 hari. Sebelum wafat, Umar telah memilih para sahabatnya. Mereka adalah Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Abi Waqqas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar